Senin, 10 Maret 2014
Wisata Unik Dan Indah Di Provnsi Nusa Tenggara Timur
Cagar Alam Gunung Mutis
Cagar Alam Gunung Mutis ini terkenal dengan gunung-gunung batu marmernya yang oleh masyarakat setempat disebut Faut Kanaf atau batu nama. Kawasan wisata ini berjarak sekitar 140 km dari timur laut dari Kota Kupang dan memiliki luas sekitar 12.000 hektar. Kawasan cagar alam ini dihuni oleh salah satu suku tertua di NTT yaitu Suku Dawan.Kawasan Wisata Gunung Mutis memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan homogen dataran tinggi. Kawasan ini juga didominasi berbagai jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) dan cendana (Santalum album). Selain kedua jenis tumbuhan itu, masih ada beragam jenis lain seperti paku-pakuan, rumput-rumputan, dll.
Fauna kawasan ini juga sama kayanya. Di kawasan ini pengunjung bisa menjumpai rusa Timor (Cervus timorensis), kuskus, biawak timor (Varanus timorensis), ular sanca Timor (Phyton timorensis), punai Timor (Treon psittacea), betet Timor (Apromictus jonguilaceus), pergam Timor (Ducula cineracea), dll.
Hal lain yang menarik untuk disaksikan adalah bagaimana suku-suku asli kawasan ini memanfaatkan dahan dan ranting pohon-pohon besar untuk membuatkan rumah bagi lebah hutan penghasil madu. Bagi masyarakat setempat, lebah hutan membantu mereka menopang kehidupan ekonomi dari hasil ternak dan pertanian.Kawasan Wisata Cagar Alam Gunung Mutis terletak di wilayah Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Untuk mencapai kawasan Cagar Alam Gunung Mutis dapat ditempuh melalui tiga jalur yakni dari arah selatan, timur dan utara. Dari arah selatan dan timur melewati Kabupaten Timor Tengah Selatan, dimana setelah tiba di Kapan (Kota Kecamatan Molo Utara) jalur menuju lokasi Cagar Alam Gunung Mutis terbagi atas dua arah yaitu, arah selatan menuju Desa Fatumnasi (49 Km dari Soe, Kota Kabupaten TTS), dan arah timur melalui Desa Bonleu (30 Km dari SoE, Kota Kabupaten TTS). Sedangkan dari utara melalui Kabupaten Timor Tengah Utara.
[Reverensi :kidnesiac.om]
Danau Kelimutu
Danau Kelimutu adalah danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu (gunung berapi) yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. DanauKelimutu
Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Gua Liang Bua
Gua Liang Bua adalah salah satu situs arkeologi penting dunia. Di situs inilah ditemukan fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores. Tinggi badan manusia Flores sekitar 100 cm dan beratnya hanya 25 kg.Tengkorak manusia kerdil ini ditemukan seukuran buah jeruk dan diperkirakan hidup 13.000 tahun lalu. Mereka hidup bersama-sama dengan gajah-gajah pigmi dan kadal-kadal raksasa seperti komodo. Gua Liang Boa terletak di Pulau Flores, tepatnya di Dusun Rampasasa, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai
Goa Liang Bua diperkirakan mulai terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Hal ini didapat dari uji laboratorium terhadap sampel sedimen di pojok selatan goa. Diperkirakan goa ini terbentuk dari arus sungai yang membawa bebatuan menembus gundukan bukit. Setelah melalui proses panjang, bebatuan itu menjadi batuan sedimentasi.Pada tahun 2001 dilakukan eskavasi arkeologi di Goa Liang Bua, yang merupakan kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama University of New England, Australia. Hasil penelitian arkeologinya baru diumumkan pada tanggal 28 oktober 2004, bahwa telah ditemukan fosil manusia cebol atau hobbit. Penemuan tersebut membuat goa Liang Bua menjadi menjadi sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan.
Gunung Inere
Terletak di Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada, Pulau Flores dan pernah meletus di tahun 1882 dan 1970. Gunung ini memiliki ketinggian 2.245 m di atas permukaan laut.Dari atas puncak gunung, tampak pemandangan kota Bajawa di barat laut ,Pemandangan Kota Bajawa , dengan kabut tipis di atasnya, tampak seperti kota-kota kecil dan tua di Eropa . sedangkan dibagian selatan, tampak birunya Laut Sawu yang menempel dengan kaki Gunung Inerie.Di sisi selatan puncak gunung terdapat sebuah batu besar yang diyakini masyarakat setempat sebagai penjelmaan dari sosok Jaramasi dan kuda tunggangannya. Jaramasi adalah seorang ksatria penjaga Gunung Inerie. Nama Jaramasi diambil dari kata ‘jara’ artinya kuda dan ‘masi’ yang mengacu ke nama orang (laki-laki).
Bagian gunung yang berhutan lebat hanya terdapat di sebelah barat lereng gunung. Sedangkan hutan di lereng bagian selatan telah dikonversi menjadi daerah perkebunan. Sebagian besar hutan yang terdapat di dalam kawasan ini terletak pada ketinggian 1.000-1.500 meter dari permukaan laut.Gunung ini ramai didaki ketika musim kemarau, yakni antara bulan Juni hingga Agustus
Hutan Camplong
Hutan Camplong merupakan hutan wisata yang terkenal dengan pemandian alamnya. Hutan ini terletak di kaki Gunung Fatuleu dan merupakan tempat tinggal satwa-satwa yang dilindungi.Kawasan hutan Camplong memiliki penangkaran buaya, rusa Timor, dan ular sanca. Hewan endemik yang bisa dijumpai adalah rusa Timor, burung kakaktua berbahu hijau kekuningan (Olive-shouldered Parrot), dan merpati berpunggung hitam (Black-backed Fruit-Doves). Flora endemik yang terdapat di kawasan ini adalah kayu cendana (Santalun album). Selain keanekaragaman hayati, hutan ini juga memiliki beragam sumber daya alam. Beberapanya adalah sumber mata air, kolam renang alami, dll.
Lokasi menarik lain adalah gua buatan yang merupakan peninggalan Jepang dari masa perang dunia kedua. Gua ini bersejarah karena menjadi tempat persembunyian pasukan Jepang ketika diserbu warga setempat.Hutan Camplong terletak di pinggir jalan yang menuju ke Kota Soe, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Kurang lebih letaknya 46 km dari Kota Kupang
Pantai Lasiana
Pantai Lasiana merupakan pantai landai seluas 3,5 ha dan memiliki udara yang sejuk karena dikelilingi pohon kelapa dan lontar tua. Pantainya berpasir putih dan halus, lautnya biru, airnya jernih, dan ombaknya bergulung-gulung tenang. Pantai itu sangat landai, berpasir putih dengan warna-warni saat disinari matahari Pantai ini memiliki topografi yang unik karena bagian baratnya yang berbukit. Terletak di Kecamatan Kupang Tengah, Kota Kupang; kita bisa melihat matahari terbit dan terbenam di pantai ini.lokasi Pantai Lasiana sangat dekat dan hanya dijangkaui 20 menit dari Kota Kupang.
Para pengunjung dapat membawa makanan , tikar, dan alat mainan sendiri. Di pantai itu juga disediakan rumah makan, minuman, kelapa muda, dan air buah lontar.
Pantai Lasiana akan dijadikan Taman Budaya Flobamora. Nama tersebut mengacu pada keseluruhan suku bangsa di sekitar pantai yaitu Flores, Sumba, Timor, dan Alor.
Pulau Komodo
Pulau Komodo terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo . Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape, termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Komodo, tempat hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Pulau Gili Motang, jumlah keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. diperkirakan sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam, pohon kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak (sterculia oblongata) ini di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong
Pulau Komodo sangat mengesankan , menelusuri pulau yang eksotis, menyelami birunya laut, dan bermandikan cahaya mentari sambil melihat jejak-jejak kehidupan masa lalu yang terpelihara dan akan menjadi bagian dari ragam keindahan Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar